Bagaimana Cinta Memaknai Kesederhanaan dan Penderitaan

Jumat, 27 Februari 2015
Inspirasiku @bundadontworry

Waah….kok judulnya panjaaaang sekali yaaa…. ??
Apa sih sebenarnya yang dimaknai oleh cinta terhadap kesederhanaan dan penderitaan?
Apakah arti dari cinta yang sederhana?
Apakah dalam cinta harus selalu ada penderitaan?
Banyak orang, banyak pendapat dan banyak juga tentunya perbedaan yang didapat tentang arti dari kesedehanaan dan penderitaan dalam cinta.
Dan, kita tentunya tak harus ikut atau bahkan sama dalam pandangan dan pendapat pendapat tersebut.
Karena masing masing kita , unik….
dan, keunikan itulah yang ikut menemani perjalanan kehidupan cinta kita masing masing.
Setuju khan Sahabat ………. ??
Kisah dimulai pada sepasang suami istri dulu di zaman penjajahan Jepang di negeri kita.
Saat itu kehidupan mereka berdua di dalam tekanan penderitaan yang tidak kecil.
Mereka membawa hasil bumi dengan menggunakan sebuah pedati.
Satu saat, roda pedati mereka terperosok kedalam kubangan lumpur.
Sang suami membetulkan roda pedatinya hingga belepotan lumpur, istrinya mentertawakan karena dianggap lucu.
Tak lama kemudian, sang suami naik kedalam pedati, dan mengelapkan lumpur yang menempel di tubuhnya ke tubuh istrinya.
Mereka berdua tertawa tawa …dan, akhirnya mereka becinta diatas pedati tersebut.
Ini adalah kisah fiksi yang diambil dari buku “Kembang Jepun” karangan Remy Sylado.
Dalam kehidupan yang serba metropolitan dan penuh gejolak seperti sekarang,
Asmara kerap kali disejajarkan dengan kebahagiaan.
Kebahagiaan disejajarkan dengan kemapanan.
Kemapanan disejajarkan dengan harta, jabatan dan kedudukan.
Alhasil, kita lupa akan hakekat cinta : bahwa dalam segala kesederhanaan dan penderitaannya, ia selalu ada – selama kita membuka diri untuk menerima dan memberikannya .
Rangkaian badai kehidupan dan persoalan akan terus terjadi di masa yang akan datang.
Tajuk di koran dan berita di televisi dan internet, kerap meramalkan hal itu.
Seiring dengan hal itu semua,
Kesetiaan dan cinta kita akan diuji.
Ujian itu menantang kesiapan kita.
Apakah kita akan berdiri teguh atau goyah.
Pada akhirnya , kitapun akan menyadari, ketika kita tetap teguh mencintai dan dicintai, hal itulah yang memberikan kekuatan kepada kita untuk tetap menjalani kehidupan.
Seperti kata pepatah : ” Kasih sayang yang indah itu hanya bisa dirasakan ketika kebersamaan selalu terjadi dalam suka dan duka”.

Comments

Popular posts from this blog

Visi dan Misi serta Schedule PW IPM Sulsel Periode 2014 - 2016

Orang yang dicintai Allah SWT

... KISAH MENGHARUKAN, KETULUSAN CINTA SEORANG SUAMI ...