Renungan Sang Ibu



Seorang ibu member kepada puetrinya ketika melepaskannya untuk dibawa si suami dengan ucapan “hai puteri ku, kamu telah berpisah dengan kamu ditempat kamu dilahirkan dan meninggalkan sarang tempat kamu dibesarkan, pindah kesangkar yang belum kamu kenal dan kepada kawan pendamping yang belum kamu kenali sebelumnya.
“Dengan kekuasaan suamimu atas dirimu dia menjadi pengawas dan penguasa. Jadilah pengabdi baginya supaya dia juga menjadi pengabdi bagimu.”
“Hai puteriku, ingatlah pesanku sepuluh sebagai pusaka dan peringatan bagimu”
1.       Bergaullah(berkawanlah) atas dasar kerelaan (ikhlas)
2.       Bermusyawarahlah dengan kepatuhan dan ketaatan yang baik.
3.       Jagalah selalu pandangan matanya, jangan sampai dia melihat segala sesuatu yang buruk dan tidak menyenagkan baginya.
4.       Jaga bau-bauan yang sampai kehidungnya dan hendaklah dia selalu mencium wangian dirimu, cetak mata yang memperindah dan air dapat mengahrumkan bila tak ada wangian.
5.       Jagalah waktu-waktu makannya dan ketenangannya saat tidurnya, sebab perihnya perut disebabkan rasa lapar dapat mengobarkan amarah dan kurangnya tidur sering menimbulkan rasa jengkel
6.       Peliharalah rumah dan harta bendanya, dirinya, kehormatannya, dan anak-anaknya. Sesungguhnya menjaga harta bendanyaialah suatu penghargaan yang baik dan menjaga anak-anaknya adalah satu perbuatan yang mulia.
7.       Janganlah engkau sesekali membocorkan rahsianya dan jangan menentang perintahnya. Bila membocorkan rahsianya kamu tidak akan aman dari tindakan balasannya dan bila menetang perintahnya berarti kamu menanam dendam dalam dadanya.
8.       Janganlah engkau terlihat gembira disaat dia sedang bersedih dan susah, dan jangan bersikap murung saat dia gembira. Kedua hal ini dapat menimbulkan kesalahfahaman yang akan membuat keruh rumah tangga.
9.       Muliakanlah dia agar dia juga memualiakanmu dan banyaklah bersikap setuju agar dia lebih lama menjadi pendampingmu.
10.   Kamu tidak akan mencapai apa yang kamu inginkan kecuali bila mengutamakan keredahan-Nya atas keredahanmu, dan mendahulukan hawa nafsunya terhadap hawa nafsumu dalam hal-hal yang kamu senangi dan kamu benci.

“ Hati sering memaksa..
Melepaskan cinta dari terus setia..
Namun rasa kasih sering mebatasi.
Haruskah terus mengharap menanti sedang rindu semakin jauh
Dan rasa cinta semakin pudar..” 

Comments

Popular posts from this blog

Visi dan Misi serta Schedule PW IPM Sulsel Periode 2014 - 2016

Orang yang dicintai Allah SWT

... KISAH MENGHARUKAN, KETULUSAN CINTA SEORANG SUAMI ...