Kuda Mati

Ada pepatah kuno dari penduduk asli Amerika yang mengatakan: “Jika Anda merasa sedang menunggangi kuda mati, strategi terbaik adalah turun dari kuda tersebut”.

“Teori kuda mati” adalah sebuah metafora yang menggambarkan situasi di mana individu atau organisasi terus menginvestasikan upaya pada sesuatu yang tidak lagi layak atau berguna.

Hal ini berasal dari pepatah: “Ketika Anda menemukan bahwa Anda mengendarai kuda mati, strategi terbaik adalah turun dari kuda tersebut”. Namun, alih-alih turun dari kuda, orang sering kali mencoba strategi yang tidak efektif, seperti mengganti penunggang kuda atau membeli cambuk yang lebih kuat.

Metafora ini sering digunakan dalam bisnis untuk menyoroti resistensi terhadap perubahan atau kurangnya kemampuan beradaptasi dalam menghadapi proyek-proyek yang gagal.

Contoh klasiknya adalah kasus Kodak.
Selama beberapa dekade, Kodak memimpin industri fotografi, tetapi ketika teknologi digital mulai merevolusi pasar, perusahaan ini terlalu lama berpegang teguh pada bisnis film fotografi tradisionalnya. Alih-alih beradaptasi dengan cepat terhadap pergeseran digital, Kodak terus berinvestasi pada model tradisionalnya, dengan keyakinan bahwa fotografi digital tidak akan menggantikannya. Pada akhirnya, kegagalan untuk beradaptasi ini membuat perusahaan ini mengalami kebangkrutan pada tahun 2012.

Kasus ini menggambarkan bagaimana resistensi terhadap perubahan dan investasi pada strategi yang gagal dapat menyebabkan kegagalan, menggarisbawahi pentingnya mengenali kapan harus membongkar dan menjadi fleksibel dalam menghadapi keadaan baru.

Menurut saya, metafora ini berlaku untuk berbagai aspek kehidupan kita, hubungan pribadi, pekerjaan, ide, yang kita pegang teguh namun pada kenyataannya sudah menjadi ‘kuda mati’.

Copyright: ✍️ Micky Soko 

Comments

Popular posts from this blog

Visi dan Misi serta Schedule PW IPM Sulsel Periode 2014 - 2016

Review of the Movie "Upstream" (Chinese): The Journey of a Fighter