Abaikan Penilaian Orang Lain
26 Januari 2015
Abaikan Penilaian Orang Lain
Ceritanya begini.
Ada banyak orang yang terlalu ketakutan ketika mengerjakan tugas (pekerjaannya).
Dia takut dinilai buruk oleh atasannya atau orang lain. Atau berharap dapat pujian.
Akhirnya banyak waktu dan pikiran yang habis hanya untuk memikirkan bagaimana penilaian orang terhadap kita.
Takut gagal dan seterusnya.
Saya punya pendekatan lain. Ketika mengerjakan sebuah tugas atau pekerjaan,
saya rasa perlu dikerjakan dengan komitmen penuh.Bahkan, Seratus persen.
Saya tidak terlalu peduli tentang penilaian orang
– bahkan orang yang bertitle (red; berada) – terhadap pekerjaan saya tersebut.
Yang penting bagi saya adalah pekerjaan selesai dengan kualitas yang bagus.
Analogi lain adalah kalau saya diminta untuk memimpin kelompok dari satu tempat ke tempat lain, maka saya fokus kepada tugas itu.
Bagaimana untuk mengantarkan mereka ke tempat tersebut dengan selamat. Mengenai apa kata orang, saya tidak terlalu peduli.
Dengan cara ini, saya bisa fokus kepada tugas tersebut.
Jadi jangan melakukan karena ingin dipuji atau karena ingin terlihat lebih baik dari yang lain. Melakukan itu karena kita memang harus menyelesaikan tugas kita. Kalau kita dapat menyelesaikannya dengan baik, asyiiik. Great! Kalau kita agak gagal dalam menyelesaikannya (padahal kita sudah melakukannya sebaik mungkin), ya sudah. Terimalah. Pelajaran apa yang dapat kita peroleh dari kegagalan tersebut? Lain kali harus lebih baik.
Yang lebih asyik lagi adalah kalau pekerjaan atau tugas tersebut dapat kita buat menarik sehingga kita tambah senang mengerjakannya. Bagaimana cara agar kerja menyenangkan? Nah, itu sih topik lain kali. hi hi hi.
Abaikan Penilaian Orang Lain
Ceritanya begini.
Ada banyak orang yang terlalu ketakutan ketika mengerjakan tugas (pekerjaannya).
Dia takut dinilai buruk oleh atasannya atau orang lain. Atau berharap dapat pujian.
Akhirnya banyak waktu dan pikiran yang habis hanya untuk memikirkan bagaimana penilaian orang terhadap kita.
Takut gagal dan seterusnya.
Saya punya pendekatan lain. Ketika mengerjakan sebuah tugas atau pekerjaan,
saya rasa perlu dikerjakan dengan komitmen penuh.Bahkan, Seratus persen.
Saya tidak terlalu peduli tentang penilaian orang
– bahkan orang yang bertitle (red; berada) – terhadap pekerjaan saya tersebut.
Yang penting bagi saya adalah pekerjaan selesai dengan kualitas yang bagus.
Analogi lain adalah kalau saya diminta untuk memimpin kelompok dari satu tempat ke tempat lain, maka saya fokus kepada tugas itu.
Bagaimana untuk mengantarkan mereka ke tempat tersebut dengan selamat. Mengenai apa kata orang, saya tidak terlalu peduli.
Dengan cara ini, saya bisa fokus kepada tugas tersebut.
Jadi jangan melakukan karena ingin dipuji atau karena ingin terlihat lebih baik dari yang lain. Melakukan itu karena kita memang harus menyelesaikan tugas kita. Kalau kita dapat menyelesaikannya dengan baik, asyiiik. Great! Kalau kita agak gagal dalam menyelesaikannya (padahal kita sudah melakukannya sebaik mungkin), ya sudah. Terimalah. Pelajaran apa yang dapat kita peroleh dari kegagalan tersebut? Lain kali harus lebih baik.
Yang lebih asyik lagi adalah kalau pekerjaan atau tugas tersebut dapat kita buat menarik sehingga kita tambah senang mengerjakannya. Bagaimana cara agar kerja menyenangkan? Nah, itu sih topik lain kali. hi hi hi.
Comments
Post a Comment