Menjadi Debu
11 Januari 2015
Menjadi Debu
Sesungguhnya kemuliaan diri tidak terletak pada kesombongan dan tidaklah sama dengan kehinaan.
Kemuliaan adalah cahaya dan terletak di kutub yang lain,
sedangkan kehinaan adalah kegelapan dan terletak di kutub yang lainnya lagi.
Menghindari kesombongan bukan berarti rendah diri.Karena rendah diri kepada sesama manusia adalah kehinaan.
Menghindari kesombongan adalah rendah hati, beribadah hanya karena-NYA dan mau menerima kebenaran dari mana pun datangnya.
Tidak ada orang yang menghindari kesombongan kemudian menjadi hina.
Sekalipun orang itu tidak dikenal di masanya, tetapi karena akhlaknya yang mulia dan beramal dengan ikhlas,
Allah SWT mematri namanya di hati dan pikiran generasi selanjutnya.
Inilah makna firman Allah SWT, “Dan kesudahan yang baik bagi orang-orang bertakwa.” (QS al-Qashash [28]: 83).
Seberapa kayanya Anda, kelak ketika mati harta itu tidak akan dibawa ke alam kubur.
Seberapa pintarnya Anda, sangat mudah bagi Allah SWT memberi satu penyakit yang menjadikan seluruh ilmu yang Anda miliki hilang.
Sekuat apa pun Anda, sesungguhnya Anda tidak lebih kuat dari rumput yang sering diinjak-injak orang.
Jadilah batu mulia, jangan jadi debu.Batu mulia mahal harganya dan sangat indah bila dipandang mata.
Sedangkan debu, menempel di baju, menjadi kotor.Di mana pun ia menempel, sesuatu itu menjadi kotor.
Batu mulia tersembunyi di dalam tanah, sangat sulit mencarinya.Kalaupun bisa, ia diambil dengan menggunakan alat khusus.
Jika sudah diketahui ada di suatu tempat, beramai-ramai orang ke sana mencarinya.
Sedangkan debu, terlihat di depan mata, bahkan bisa membuat mata sakit, bisa membuat orang alergi.
Orang-orang berusaha sebisa mungkin menghindari debu.
Amal yang dilakukan bukan karena Allah SWT – di dalam al-Quran – diibaratkan “Batu licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak berdebu)”. (QS. al-Baqarah [2]: 264).
Begitulah amal orang-orang yang sombong, tidak mendapatkan apa-apa selain hanya gerakan-gerakan yang melelahkan.
Comments
Post a Comment