May Day 2025



Selamat Hari Buruh.
Hari ini, saya tetap bekerja seperti biasa. Di tengah kemacetan yang luar biasa—mungkin terparah yang saya lihat dalam beberapa waktu terakhir—saya terdiam, merenung. Di satu sisi, saya bersyukur karena ada yang memperjuangkan hak-hak buruh seperti saya. Tapi di sisi lain, demonstrasi yang berlangsung juga membuat roda ekonomi kami—para pekerja harian—terhambat. Target hari ini tak tercapai. Serba salah. Tapi tak mengapa. Mungkin memang beginilah perjuangan: tidak selalu nyaman, tapi perlu.

Lalu, saya mendengar kabar duka. Seorang mahasiswa Universitas Hasanuddin ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya. Bunuh diri, katanya. Yatim piatu, hidup dalam sepi dan tanpa banyak yang mengenal. Angkatan 2020—kebanyakan sudah lulus, dan ia tertinggal sendiri. Saya ikut merasa kehilangan, meski tak mengenalnya. Entah kenapa, peristiwa ini kembali menyadarkan saya bahwa di tempat ini, tanpa dukungan, tanpa jejaring, kita bisa sangat rapuh.

Semoga ia husnul khotimah. Dan semoga kita semua saling menguatkan—di tengah perjuangan masing-masing yang tak kasat mata.

Comments

Popular posts from this blog

Visi dan Misi serta Schedule PW IPM Sulsel Periode 2014 - 2016

QRIS vs Visa/MasterCard: Asserting Indonesia’s Sovereignty in the National Payment System

Happy Mother's Day