Saatnya Negara Hadir untuk Pengemudi Ojol dan Penjual Online

Saya menyambut baik sikap tegas Anggota Komisi V DPR RI, Bapak Adian Napitupulu, yang menyoroti potongan berlebih dari aplikator transportasi online terhadap pengemudi ojek dan taksi daring. Desakan agar potongan dikembalikan ke angka maksimal 10 persen bukan sekadar soal hitungan bisnis—ini soal keadilan dan keberpihakan negara terhadap rakyat pekerja. 

Selama ini, aplikator beroperasi tanpa beban tanggung jawab operasional signifikan: mereka tidak menyediakan armada, bengkel, atau jaminan sosial bagi para mitra pengemudi. Namun mereka bisa menikmati potongan 20–40% dari setiap transaksi. Dalam sistem seperti ini, pengemudi hanya menjadi roda penggerak, sementara keuntungan besar mengalir sepihak ke pusat. 

Yang lebih memprihatinkan, beban biaya bukan hanya ditanggung pengemudi, tapi juga konsumen—melalui biaya layanan dan jasa aplikasi yang tidak diatur secara jelas dalam regulasi. Bila dugaan Adian benar, aplikator bahkan bisa mengantongi hingga Rp92 miliar per hari. Sebuah angka yang mengerikan, bila sumbernya adalah pemotongan sepihak terhadap para pekerja lapangan. 

Fenomena ini bukan hanya terjadi di sektor transportasi daring. Model bisnis serupa diterapkan oleh berbagai aplikasi e-commerce besar. Marketplace seperti Shopee dan Tokopedia membebankan biaya layanan, iklan, komisi, dan bahkan menunda pencairan dana hasil penjualan. Ini membuat para penjual kecil di platform itu kehilangan daya tahan modal kerja—praktik yang, dari sudut pandang keuangan, bisa disebut sebagai pemiskinan sistematis dan terselubung. 

Di Singapura, regulasi ketat menjamin perlindungan terhadap driver dan seller. Aplikator patuh karena negara hadir dan berpihak. Di Indonesia, sudah saatnya pendekatan serupa diberlakukan. Negara tidak boleh kalah oleh logika korporasi. Regulasi yang tegas dan adil adalah keniscayaan. 

Saya mendukung penuh perjuangan para pengemudi dan penjual yang hari Selasa tanggal 20 Mei 2025 kemarin yang bersuara. Semoga ini bukan hanya sorotan sesaat, tapi langkah awal menuju sistem digital yang adil dan manusiawi.

Comments

Popular posts from this blog

IS THERE STILL HOPE FOR TUPPERWARE?

SENGGOLAN

Visi dan Misi serta Schedule PW IPM Sulsel Periode 2014 - 2016