Bersyukur
04 Januari 2014
Laki-laki separuh baya matanya menerawang menatap kedepan. Tak ada suara dan kata yang terucap, Wajahnya nampak sejuk dan damai. Air matanya mengalir begitu saja tanpa terasa. Air mata seorang suami yang mencintai istri dan anaknya. Tak ada hidup yang sempurna tanpa ujian dan cobaan. Awal perjalanan hidupnya datar dan lurus lalu menanjak mencapai kesuksesan dalam karier, Allah memberikan kemudahan. Pernikahannya penuh kebahagiaan. terasa semakin lengkap dengan kehamilan istri tercintanya. Buah hati yang didambakan bagi seluruh anggota keluarganya namun toh, Allah memiliki rencana lain.
Putra pertamanya, hanya bertahan 24 jam berjuang bertahan hidup.
Kejadian itu benar-benar membuat hidupnya merasa terpuruk dalam kubangan yang
penuh lumpur, terasa sesak untuk bernapas dan membuat perih dihati. Selama
berbulan-bulan beliau mengurung diri meratapi sang buah hatinya yang telah
pergi. Sungguh tak terduga. Kehilangan itu terjadi justru dipuncak kesuksesan
kariernya. Kejadian itu menguji keimanannya bahkan terkadang menggugat
keberadaan Allah, 'Kenapa Allah tidak adil pada kami?' begitu ucapnya. Ujian
keimanan berikutnya, justru menimpa pada istrinya. Istrinya terserang kista
dirahimnya. Dokter memvonis istrinya berisiko tinggi jika hamil lagi. Tentu
saja sebagai suami hal itu membuatnya sangat terpukul dengan pernyataan itu.
Dia teringat bagaimana masa2 indah dilalui berdua & dirinya sangat khawatir
terhadap kondisi sang istri. Kemudian dia berinisiatif untuk berbagi ke Rumah
Amalia. Sungguh menakjubkan, ternyata kista istrinya bisa sembuh tanpa harus
operasi. Terlebih kehamilan yang kedua telah membuat hidupnya menjadi terasa
bahagia. Kelahiran anak yang dinanti memhiasi indah hidup ini dengan penuh
syukur.
Comments
Post a Comment