“Pengabdian bukan bunuh diri tapi syarat hidup tanpa belas kasih” By Saparuddin Sanusi



 “Pengabdian bukan bunuh diri tapi syarat hidup tanpa belas kasih”
Saparuddin Sanusi

“Kesejahteraan, sebuah kata yang tak akan lupa untuk selalu diingat sebagian rakyat Indonesia. Atau bahkan sengaja untuk dihapus, sebab sekian puluh tahun merdeka tak kunjung bisa merasakan manisnya kemerdekaan itu. Bagi rakyat Indonesia sekarang ini kebutuhan dasar saja dapat terpenuhi sudah cukup karena mengharapkan kesejahteraan mungkin adalah hal kemustahilan.”

Saya berasal dari Kampung Tanah Jaya, Kec. Kajang Kabupaten Bulukumba , sebuah desa kecil di Sebelah Selatan Teluk Bone, Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan. Daerah yang secara geografis memiliki kondisi tanah yang cukup subur serta didukung oleh iklim tropis dan persedian air yang cukup melimpah. Keadaan alam yang subur  menjadikan mayoritas masyarakat Kajang bermata pencaharian utama sebagai petani dan sebagian ada juga menjadi peternak. Keadaan sosial masyarakatnya sebagian besar belum sejahtera dan masih hidup dibawah garis kemiskinan.
                Jika dilihat secara sadar Indonesia adalah negeri yang kaya, tak satupun orang yang akan berkata negeri ini miskin. Kekayaan alam yang luar biasa melimpah, terhampas luas dari ujung barat di Sabang sampai ujung timur Merauke. Dengan keberlimpahan sumber daya alam yang tiada habisnya tersebut seyogyanya dapat menjadi sarana sarana pemenuhan kebutuhan hidup  dan peningkatan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Namun ternyata, berlimpahnya sumber daya alam Indonesia belum sebanding dengan kualitas sumber daya manusianya. Masih rendahnya kualitas SDM inilah yang menjadi penyebab kurang maksimalnya pengelolaan sumber daya alam tersebut, terutama sektor pertanian.
                Lahan pertanian yang menjadi satu-satunya tumpuan mata pencaharian utama, secara nyata belum dapat  menjadi solusi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat menuju kesejahteraan atau minimal dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kondisi ini diperparah dengan munculnya tren negative dari para pemuda desa.di Kabupaten Bulukumba banyak memilih untuk merantau keluar negeri dari pada tetap menjalankan aktivitas sebagai petani. Satu contoh riil. Di Kajang itu sendiri, hampir setengah jumlah pemudanya mencari penghidupan sebagai TKI di luar negeri. Kondisi ini tentu menjadi pertanda buruk bahwa kekayaan sumber daya pertanian yang menjadi lahan penghidupan masyarakat Kajang terancam kehilangan penggarap. Sementara tenaga para petani tua tentu tidak bisa lagi diharapkan bekerja secara maksimal untuk dapat meningkatkan produksinya.
                Keprihatinan terhadap keadaan ini mendorong saya  untuk menyumbangkan ide dan gagasan dalam mengatasi permasalahan tersebut. Maka sebagai langkah nyata yang saya lakukan untuk meningkatkan kualitas pemberdayaan masayarakat lewat menjadi Fasilitator dalam rangka mempercepat usaha – usaha pengembangan SDM dan pengentasan kemiskinan antara lain dituntut adanya perubahan cara – cara kerja tradisional di desa, yakni dengan mempraktikkan teknologi tepat guna dengan mengandalkan sumber daya setempat. Atau pada sisi lain, teknologi desa atau ditumbuhkembangkan dengan melakukan pembenahan pada berbagai aspek. pemberdayaan masyarakat lewat Pupuk Organik dalam membangun Indonesia  dengan mengupayakan ekonomi dengan tidak  terlepas dari hubungan yang selaras dengan alam agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani khususnya Pemberian Pupuk Organik kepada masayarakat lewat “labour store
Labour store” atau balai tani adalah sebuah ide yang digagas secara pribadi merupakan sebuah wadah tempat berkumpulnya para petani. “Labour Store” ini telah menjadi pusat informasi, pelayanan dan konsultasi pertanian. Wadah ini juga telah menjadikan diri saya sebagai  Fasilitator para petani dalam rangka peningkatan pengetahuan dan kualitas sumber daya petani sekaligus menjadi ruang bagi para petani untuk berembuk, bertukar pikiran tentang berbagai masalah yang dihadapi oleh masing – masing petani termasuk penentuan harga hasil pertanian dan penyediaan dan pemanfaatan pupuk organik.
Selain itu, mengingat mayoritas masyarakat berprofesi sebagai petani juga merupakan peternak, bidang kegiatan “Labour Store” juga diperluas seperti kegiatan pemanfaatan limbah pertanian (seperti jerami) sebagai pakan ternak organic, sehingga para peternak tidak perlu khawatir akan kekurangan stok rumput sebagai pakan utama. Lebih – lebih lagi dengan limbah kotoran ternak (sapi) dapat dimanfaatkan untuk menjadi bahan pembuatan pupuk organic yang dapat digunakan oleh petani meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi ketergantungan terhadap penggunaaan pupuk kimia. Secara sederhana, “Labour Store” telah mengakomodir semua kebutuhan para petani untuk menunjang araf hidup petani menuju hidup yang sejahtera.
Keberadaan “Labour Store” memberikan konstribusi positif kepada masyarakat terutama program yang sanantiasa pro dengan masyarakat kecil. Buktinya, wadah ini membuka ruang yang lebih besar kepada lapisan masyarakat yang berlatar belakang sebagai petani terutama meningkatkan kualitas hidup dan pendapatan masyarakat. Misalnya, pemberian pupuk organic kepada para petani sebagai aktivitas rutin kami membuka peluang untuk para petani bisa mengalokasikan penghasilan mereka kepada kebutuhan mereka.
Program – program yang ada dalam “Labour Store” telah membuka ruang dan kesempatan pada masyarakat terutama laba yang didapatkan dilakukan dengan memberikan konstribusi kepada aktivitas sosial masyarakat misalnya`bakti sosial, pesta rakyat, sunnatan massal dan MTQ tingkat Kecamatan Kajang. Tidak hanya itu, wadah ini mejadi jalan tengah terhadap hubungan masyarakat dengan pemerintah. Dengan berbagai upaya yang dilakukan dalam kehidupan masyarakat tentunya menuntut pengabdian yang lebih tinggi dalam memberdayakan momentum dalam memberika kontribusi investasi pengembangan daerah sejalan dengan program yang pro pemerintah.
Pemberdayaan yang Pro Pemerintah ini tidak sekedar menjadi kebutuhan masyarakat akan tetapi telah menjadi trend utama masyarakat sekaligus symbol kemajuan pertanian Kajang yang telah menjadi kawasan masyarakat dilirik dalam hal pengembangannya. Secara pribadi, saya berniat mengubah secara ketergantungan petani terutama beban kebutuhan dalam mengelola lahan menjadi suatu hal yang sangat ramah dengan lingkungan didukung keputusan pemerintah untuk mengadopsi ketentuan hukum baru yang mewajibkan kebutuhan pertanian tersebut diperoleh lewat langkah kreatif masyarakat kaum muda dalam hal pengembangan desa dan pengelolaannya.
Kajang tergolong tempat yang dapat dikembangkan dengan pemberdayaan yang cukup potensial. Peluang pengembangan tersebut bisa berkembang besar, karena didukung dengan latar belakang masyarakat sebagai petani yang bisa dimanfaatkan. Pemberdayaan ini sebanarnya adalah salah satu dari beberapa alternative pemanfaatannya bisa menghasilkan petani handal yang bisa meningkatkan penghasilan mereka termasuk  dengan tingginya kesadaran mereka terhadap kebersihan, keselamatan dan pemanfaatan lingkungan. Maka keadaan ini bisa membuat masa depan pertanian di Kajang dapat lebih cerah.
Pemerintah Daerah Kabupaten Kajang sendiri sangat serius mengelola pertanian dengan menggarap dan memfokuskan langkah – langkah strategis kepada pertanian sebagai program priorotas. Pemerintah menargetkan pengembangan pertanian akan memenuhi pemanfaatan lewat balai tani secara ramah lingkungan guna merealisasikan proram tersebut. Sehingga keberadaan “Labour Store” telah membantu Pemda Kajang untuk merealisasikan program tersebut.

Comments

Popular posts from this blog

Visi dan Misi serta Schedule PW IPM Sulsel Periode 2014 - 2016

Orang yang dicintai Allah SWT

... KISAH MENGHARUKAN, KETULUSAN CINTA SEORANG SUAMI ...