16 - 31 Mei 2014
16 Mei 2014
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sebenarnya cerita ini sudah banyak tersebar di
banyak blog dan tempat lain, tapi… saya hanya ingin berbagi kepada sahabat
semuanya satu kisah yang membuat saya terharu saat pertama kali membacanya….
Semoga kita senantiasa mampu mengingat dan
memaknai cerita ini untuk terus berbenah dan menjadi berbekal,
Suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh
seorang wanita kafir. Ketika itu baginda bersama beberapa orang sahabat. Wanita
itu membawa beberapa biji buah limau sebagai hadiah untuk baginda. Cantik
sungguh buahnya. Siapa yang melihat pasti terliur. Baginda menerimanya dengan
senyuman gembira. Hadiah itu dimakan oleh Rasulullah SAW seulas demi seulas
dengan tersenyum.
Biasanya Rasulullah SAW akan makan bersama
para sahabat, namun kali ini tidak. Tidak seulas pun limau itu diberikan kepada
mereka. Rasulullah SAW terus makan. Setiap kali dengan senyuman, hinggalah
habis semua limau itu. Kemudian wanita itu meminta diri untuk pulang, diiringi
ucapan terima kasih dari baginda.
Sahabat-sahabat agak heran dengan sikap
Rasulullah SAW itu. Lalu mereka bertanya. Dengan tersenyum Rasulullah SAW
menjelaskan “Tahukah kamu, sebenarnya buah limau itu terlalu masam semasa saya
merasainya kali pertama. Kiranya kalian turut makan bersama, saya bimbang ada
di antara kalian yang akan mengenyetkan mata atau memarahi wanita tersebut.
Saya bimbang hatinya akan tersinggung. Sebab itu saya habiskan semuanya.”
Begitulah akhlak Rasulullah SAW. Baginda tidak
akan memperkecil-kecilkan pemberian seseorang biarpun benda yang tidak baik,
dan dari orang bukan Islam pula. Wanita kafir itu pulang dengan hati yang
kecewa. Mengapa? Sebenarnya dia bertujuan ingin mempermain-mainkan Rasulullah
SAW dan para sahabat baginda dengan hadiah limau masam itu. Malangnya tidak
berjaya. Rancangannya di’tewas’kan oleh akhlak mulia Rasulullah SAW.
17 Mei 2014
“Bunda, kenapa Allah gak kasih kita hidup enak
yah?” tanya seorang anak pada ibunya.
“Mungkin karena Allah amat sayang sama kita,”
jawab bundanya dengan santun.
“Begitu
ya, bunda?” Anaknya berujar.
“Iya, nak. Allah amat sayang sama kita, Allah
gak mau kita terlena sama nikmat dunia,” sambil meneteskan air mata Bundanya
berujar pelan.
Sore pun menjelang, bersiaplah Umar kecil
untuk pergi ke masjid dekat rumahnya. Mengenakan peci kesayangannya dan kain
sarung yang agak kumal. Langkahnya berpacu dengan suara iqamah petang itu.Dari
sudut jendela, bundanya tertegun melihat anaknya amat riang mendengar panggilan
Allah itu.
“Ayo, nak, bergegas. Jangan sampai kau telat
shalat maghrib ini!” teriak bundanya dari balik jendela.
“Iya,
Bunda. Assalamu’alaikum. ..” jawab Umar.
Bangga rupanya bunda Umar ini, melihat pelita
kecilnya rajin ibadah. Matanya berkaca-kaca saat teringat Ramadhan tahun yang
lalu.
“Sayang,
andai kau lihat anak kita saat ini, dia lucu sekali,” gumam bunda Umar dalam
hati.
Melayang pikiran bunda Umar, mencoba mengingat
setahun yang lalu di kamar ini. Selepas ia tunaikan shalat maghrib, diraihnya
Mushaf kecil agak kusam lalu air matanya menetes perlahan.
“Sayang,
aku rindu saat-saat itu,” lirihnya pelan sebelum membaca Ar-Rahman malam itu.
“Andai kau ada di sini sayang, melihat tingkah
Umar yang lucu. Memegang pipinya yang tembem, kau elus rambutnya yang lebat.
Akhhh… Betapa nikmat, sayang. Andai Allah berikan kesempatan kita berkumpul
kembali, menikmati lantunan suaramu saat kau jadi Imam kami, kau bacakan surat
kesukaanmu, kau do’akan kami semua agar kami sehat selalu. Kau berikan tanganmu
untuk kukecup tanda baktiku untukmu. Kau elus kepala imut Umar, sayang. Andai
kesempatan itu kembali terulang.”
“Bunda,
kenapa nangis?” dielusnya pipi putih Bunda oleh Umar.
“Bunda gak apa-apa kok, nak. Bunda cuma kangen
sama ayah,” sambil dikecupnya kening Umar yang baru pulang dari masjid.
“Bunda,
emang ayah ke mana?” tanya polos Umar.Sambil menitikan air mata, Bunda pun membelai kepala kecil Umar.
“Ayah udah ketemu sama Allah, nak. Ia
tersenyum di sana. Ayah titip pesen kalo Umar harus jaga Bunda. Kau mau, nak?”
tanya Bunda sambil mengusap air mata.
“Mau, Bunda. Bunda kesayangan Umar. Umar
pastiii jagaa bunda,” sambil tersenyum riang Umar menjawab.
Tawa
kecil pun meledak di malam sunyi itu.
“Ayo, nak. Mari kita tidur. Besok pagi-pagi
kita temui ayah. Umar harus janji sama ayah bakal jaga Bunda ya?” ajak Bunda.
“Iya,
Bunda. Umar janji jaga Bunda,” mata Umar pun seraya tertutup.
“Masya Allah…” teriakku terbangun dari tidur.
Tak terasa sudah hampir 3 jam aku tertidur amat pulas. Sesaat tersadar kalau
malam ini, aku bermimpi bertemu Umar dan suamiku.
“Allahu
akbar…” tak terasa aku kembali meneteskan air mata.
Terkenang semua yang pernah terjadi malam ini,
kecelakaan yang merengut kedua belahan jiwa membuatku kembali menitikan air
mata.
Masih ingat olehku, bagaimana senyum manis
Umar sebelum berangkat shalat ke masjid. Masih ingat olehku, bagaimana suamiku
mencium keningku sebelum aku pergi tidur.
“Tuhan… Jaga belahan Jiwaku. Berilah mereka
tempat yang lapang, ya Rabb. Kumpulkan mereka sebagai umatmu yang bertakwa.
Tuhan… Kumpulkan kami kembali di JannahMu. Aku rindu Umar…” do’aku lirih
menutup qiyamul lail malam ini.
Bunda
sayang kalian… Tunggu bunda yah! Kita pasti akan bertemu kembali, sayang.
Laa ilaaha illaa annta subhaanaka inni kunntu
minazhahaalimin. ..Laa haula walaa quwwata illaa billaahil’aliyyil’ azhim
18 Mei 2014
Buat para suami-suami, seringkali kita
memperdebatkan dan memperbincangkan permasalahan yang berkaitan dengan
kebahagiaan berumah tangga.
Seorang bapak (suami), pernah bertanya dalam
sebuah dialog interaktif konsultasi keluarga di sebuah situs Islam lokal,
tentang bagaimana mendapatkan kasih sayang dan pengabdian istri. Dan yang tidak
kalah ‘heboh’, tidak sedikit pertanyaan yang ujung-ujungnya ingin melakukan
poligami dengan berbagai alasan tentunya.
Poligami, jelas sangat diperbolehkan dan
dicontohkan oleh baginda Rasul meski pun dalam tradisi dan budaya masyarakat
kita, beristri lebih dari satu masih merupakan hal yang dianggap tidak lazim
bahkan tabu.Namun sepertinya, ada hal yang sering terlupakan oleh para suami,
sudahkah kita mencontoh Rasulullah dalam urusan romantisme berumah tangga?
Sehingga Nabi SAW karena romantismenya yang luar biasa terhadap para istri
beliau tidak pernah kita mendengar ada masalah yang besar dalam rumah tangga
bersama para istrinya.
Jadi, untuk sementara kesampingkan dulu
masalah seperti ketidakbahagiaan beristri yang usianya lebih tua, rumah tangga
tidak harmonis, sehingga memunculkan wacana yang saat ini sedang ngetrend;
poligami.
Padahal sesungguhnya jika kita mau
merenunginya kembali, bisa jadi permasalahan utamanya sangat sederhana; kita
kurang romantis!
Mari kemudian kita cermati tauladan dari
Rasulullah, manusia agung yang sangat romantis terhadap istri-istrinya sebelum
kita bicarakan niat atau kemungkinan untuk berpoligami.
Rasulullah SAW adalah contoh yang terbaik
seorang suami yang mengamalkan sistem Poligami. Baginda Nabi sangat romantis
kepada semua istrinya.
Dalam satu kisah diceritakan, pada suatu hari
istri-istri Rasul berkumpul ke hadapan suaminya dan bertanya, “Diantara
istri-istri Rasul, siapakah yang paling disayangi?”. Rasulullah SAW hanya
tersenyum lalu berkata, “Aku akan beritahukan kepada kalian nanti”
Setelah itu, dalam kesempatan yang berbeda,
Rasulullah memberikan sebuah kepada istri-istrinya masing-masing sebuah cincin
seraya berpesan agar tidak memberitahu kepada istri-istri yang lain.
Lalu suatu hari hari para istri Rasulullah itu
berkumpul lagi dan mengajukan pertanyaan yang sama. Lalu Rasulullah SAW
menjawab, “Yang paling aku sayangi adalah yang kuberikan
cincin kepadanya”. Kemudian, istri-istri Nabi SAW itu tersenyum
puas karena menyangka hanya dirinya saja yang mendapat cincin dan merasakan
bahwa dirinya tidak terasing.
Masih ada amalan-amalan lain yang bisa
dilakukan untuk mendapatkan suasana romatis seperti yang dicontohkan Rasulullah
SAW. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Apabila pasangan suami
istri berpegangan tangan, dosa-dosa akan keluar melalui celah-celah jari
mereka”.
Rasulullah SAW selalu berpegangan tangan
dengan Aisyah ketika di dalam rumah. Beliau acapkali memotong
kuku istrinya, mandi janabat bersama, atau mengajak salah satu istrinya
bepergian, setelah sebelumnya mengundinya untuk menambah kasih dan sayang di
antara mereka.
Baginda Nabi SAW juga selalu memanggil
istri-istrinya dengan panggilan yang menyenangkan dan membuat hati
berbunga-bunga. “Wahai si pipi kemerah-merahan”
adalah contoh panggilan yang selalu beliau ucapkan tatkala memanggil Aisyah.
Itulah sedikit contoh romantisme Rasulullah
SAW yang dapat kita teladani dan praktekkan dalam kehidupan berumah tangga.
Tentu, masih banyak contoh romantisme lainnya.
Kepada suami-suami yang baik, mulailah
bersikap lembut dan berupaya membuat sang istri selalu mengembang senyumnya. Peganglah
tangan istri anda setiap waktu, setiap kesempatan. Begitu pula para istri-istri
yang sholehah, peganglah juga tangan suami anda untuk menghapuskan segala
dosa-dosa.
Jadi, jika kita bisa meniru romantisme ala
Rasul, sehingga istri pun membalas dengan yang tidak kalah romantisnya, masalah
mana lagi yang sempat mampir dalam bahtera rumah tangga kita?
Ibarat kata, tidak ada makanan di rumah pun
bisa diselesaikan berdua dengan tetap tersenyum, bukan begitu?
19 Mei 2014
Imam Ghazali terbangun pada dini hari dan
sebagaimana biasanya melakukan shalat dan kemudian beliau bertanya pada
adiknya, “Hari apakah sekarang ini?”
Adiknya
pun menjawab, “Hari senin.”Beliau kemudian memintanya untuk mengambilkan sajadah putihnya, lalu beliau menciumnya, Menggelarnya dan kemudian berbaring diatasnya s…ambil berkata lirih, “Ya Allah, hamba mematuhi perintahMu,”
… dan beliau pun menghembuskan nafas terakhirnya.Di bawah bantalnya mereka menemukan bait-bait berikut, ditulis oleh Al-Ghazali ra., barangkali pada malam sebelumnya.
“Katakan pada para sahabatku, ketika mereka melihatku, mati Menangis untukku dan berduka bagiku
Janganlah mengira bahwa jasad yang kau lihat ini adalah aku
Dengan nama Allah, kukatakan padamu, ini bukanlah aku,
Aku adalah jiwa, sedangkan ini hanyalah seonggok daging
Ini hanyalah rumah dan pakaian ku sementara waktu.
Aku adalah harta karun, jimat yang tersembunyi,
Dibentuk oleh debu ,yang menjadi singgasanaku,
Aku adalah mutiara, yang telah meninggalkan rumahnya,
Aku adalah burung, dan badan ini hanyalah sangkar ku
Dan kini aku lanjut terbang dan badan ini kutinggal sbg kenangan
Puji Tuhan, yang telah membebaskan aku
Dan menyiapkan aku tempat di surga tertinggi,
Hingga hari ini , aku sebelumnya mati, meskipun hidup diantara mu.
Kini aku hidup dalam kebenaran, dan pakaian kubur ku telah ditanggalkan.
Kini aku berbicara dengan para malaikat diatas,
Tanpa hijab, aku bertemu muka dengan Tuhanku.
Aku melihat Lauh Mahfuz, dan didalamnya ku membaca
Apa yang telah, sedang dan akan terjadi.
Biarlah rumahku runtuh, baringkan sangkarku di tanah,
Buanglah sang jimat, itu hanyalah sebuah kenang2an, tidak lebih
Sampingkan jubahku, itu hanyalah baju luar ku,
Letakkan semua itu dalam kubur, biarkanlah terlupakan
Aku telah melanjutkan perjalananku dan kalian semua tertinggal.
Rumah kalian bukanlah tempat ku lagi.
Janganlah berpikir bahwa mati adalah kematian, tapi itu adalah kehidupan,
Kehidupan yang melampaui semua mimpi kita disini,
Di kehidupan ini, kita diberikan tidur,
Kematian adalah tidur, tidur yang diperpanjang
Janganlah takut ketika mati itu mendekat,
Itu hanyalah keberangkatan menuju rumah yang terberkati ini
Ingatlah akan ampunan dan cinta Tuhanmu,
Bersyukurlah pada KaruniaNya dan datanglah tanpa takut.
Aku yang sekarang ini, kau pun dapat menjadi
Karena aku tahu kau dan aku adalah sama
Jiwa-jiwa yang datang dari Tuhannya
Badan badan yang berasal sama
Baik atapun jahat, semua adalah milik kita
Aku sampaikan pada kalian sekarang pesan yang menggembirakan
Semoga kedamaian dan kegembiraan Allah menjadi milikmu selamanya
20 Mei 2014
sah nyata dan saya jamin Anda akan merasakannnya
sebagai sekedar dongeng. Bukan karena Anda tidak mempercayai saya atau
sumber-sumber dari mana saya memperoleh kisah-kisah nyata itu; namun terutama
karena kita hidup di zaman yang jauh lebih absurd dari dongeng. Atau karena
kehidupan kita sudah sedemikian jauh meninggalkan norma-norma nyata dalam
kehidupan kemanusiaan.
Baiklah
saya mulai saja. Anda sudah siap mengikuti kisah-kisah saya? Inilah:
1.
Suatu hari ada seorang tua miskin datang kepada Syeikh
–kalau sekarang mungkin dipanggil kiai– Sa’id bin Salim, hendak menyampaikan
sesuatu keperluan meminta tolong kepada tokoh masyarakat yang disegani itu.
Seperti layaknya orang yang sudah tua renta, selama berbicara mengutarakan
hajatnya, si orang tua miskin itu bersandarkan pada tongkat penopang ketuaannya.
Dan tanpa disadari, ujung tongkatnya itu menghujam pada kaki syeikh Sa’id
hingga berdarah-darah. Seperti tidak merasakan apa-apa, Syiekh Sa’id terus
mendengarkan dengan penuh perhatian keluhan wong cilik itu.
Demikianlah; ketika orang tua itu sudah mendapatkan
dari Syeikh apa yang ia perlukan dan pergi meninggalkan majlis, orang-orang
yang dari tadi memendam keheranan pun serta-merta bertanya kepada Syeikh Sa’id:
“Kenapa Syeikh diam saja, tidak menegur, ketika orang tua tadi menghujamkan
tongkatnya di kaki Syeikh?”
“Kalian kan tahu sendiri, dia datang kepadaku
untuk menyampaikan keperluannya;” jawab Syeikh Sa’id sambil tersenyum, “Kalau
aku mengadu atau apalagi menegurnya, aku khawatir dia akan merasa bersalah dan
tidak jadi menyampaikan hajatnya.”
Lihatlah. Bukankah kisah di atas bagaikan
dongeng saja?! Mana ada pemimpin atau tokoh masyarakat yang begitu tinggi
menempatkan keperluan orang yang memerlukan bantuan dalam perhatiannya? Kalau
pun ada, mungkin untuk menemukannya bagaikan mencari jarum di tumpukan jerami
sekarang ini.
2.
Syeikh Hasan Al-Bashari, siapa yang tak mengenal tokoh
ulama dan sufi di penghujung abad pertama ini? Beliau tinggal bertetangga
dengan seorang Nasrani. Apartemen si Nasrani di atas dan beliau di bawah.
Bertahun-tahun mereka bertetangga, belum pernah si Nasrani datang bertandang ke
apartemen Syeikh Hasan. Baru ketika Syeikh Hasan jatuh sakit, si Nasrani datang
menjenguk.
Ketika menjenguk itulah, si Nasrani baru tahu
betapa sederhana kehidupan Syeikh Hasan yang sangat terkenal kebesarannya itu.
Tapi yang lebih menarik perhatian si Nasrani adalah adanya sebuah baskom berisi
air keruh yang terletak di dekat bale-bale tempat tidur Syeikh Hasan. Apalagi
ketika ada tetesan air jatuh tepat dari atas baskom. Spontan si Nasrani teringat
kamar mandinya di atas. Dengan ragu-ragu si Nasrani pun bertanya: “Syeikh, ini
baskom apa?’
“Ah baskom itu, sekedar penampung tetesan
air;” jawab Syeikh wajar-wajar saja, “Setiap kali penuh baru saya buang.”
“Sudah berapa lama Syeikh melakukan ini?”
tanya si Nasrani lagi dengan suara gemetar, “maksud saya menampung tetesan air
dari atas ini?”
“Ya, kurang-lebih sudah dua puluh tahun;”
jawab Syeikh kalem, “jadi sudah terbiasa.”
Mendengar itu, si Nasrani langsung menyatakan
syahadat. Mengakui Tuhan dan Rasul-nya Syeikh Hasan Al-Bashari, Allah swt dan
Nabi Muhammad saw.
Seperti
dongeng bukan? Dimana kini Anda bisa menjumpai orang yang menjunjung tinggi
ajaran menghormati tetangga seperti Hasan Al-Bashari itu?
3.
Datang seseorang melarat kepada sang pemimpin mengeluhkan
kondisinya yang sangat lapar. Sang pemimpin pun bertanya kepada isterinya
kalau-kalau ada sesuatu yang dapat disuguhkan kepada tamunya. Ternyata di rumah
sang pemimpin yang ada hanya air. Sang pemimpin pun bertanya kepada orang-orang
di sekelilingnya, “Siapa yang bersedia menjamu tamuku ini?”
“Saya;” kata seseorang. Lalu orang ini pun
segera pulang ke rumahnya sendiri membawa tamunya.
“Saya membawa tamunya pemimpin kita, tolong
sediakan makanan untuk menjamunya!” katanya kepada isterinya.
“Wah, sudah tidak ada makanan lagi, kecuali
persediaan untuk anak-anak kita;” bisik sang isteri.
“Sibukkan mereka;” kata suaminya lirih, “kalau
datang waktunya makan, usahakan mereka tidur. Nanti kalau si tamu akan masuk
untuk makan, padamkan lampu dan kita pura-pura ikut makan, ya!”
Demikianlah keluarga itu menjalankan skenario
kepala rumah tangganya. Dan mereka menahan lapar mereka sendiri hingga pagi.
Esok harinya sebelum laporan, sang pemimpin
yang tidak lain adalah Rasulullah saw, sudah menyambut kepala rumah tangga
–seorang shahabat Anshor– itu dengan tersenyum, sabdanya: “Allah takjub
menyaksikan perlakuan kalian berdua terhadap tamu kalian semalan.”
Anda tahu kisah ini bukan dongeng, karena ini
hadis muttafaq ‘alaih yang bersumber dari shahabat Abu Hurairah r.a. Tapi tetap
saja kedengarannya seperti dongeng, bukan ?!
Tiga kisah itu hanyalah sekedar contoh, yang
lainnya masih banyak lagi. Anda bisa dengan mudah menjumpainya di kitab-kitab
Anda, di kitab suci Al-Quran, di kitab-kitab Hadis, dan kitab-kitab salaf
pegangan kita yang lain. Hampir semuanya, bila Anda baca, Anda akan merasa
seperti membaca contoh-contoh di atas. Merasa seperti membaca dongeng. Kalau
benar demikian, bukankah ini pertanda bahwa kondisi kehidupan kita –masya
Allah!—sudah semakin jauh saja dengan kondisi ideal seperti yang dicontohkan
oleh Salafunaas Shaalihuun, para pemimpin dan pendahulu kita yang saleh-saleh.
Wallahu
a’lam21 Mei 2014
Kaum feminis bilang susah jadi wanita (baca:
muslimah), lihat saja peraturan dibawah ini:
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding
lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila
mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding
lelaki. 4. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung Dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara
suami tak perlu taat pada isterinya.
7. Talak terletak di tangan suami Dan bukan isteri.
8. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya
masalah haid Dan nifas yang tak Ada pada lelaki. .
Itu
sebabnya banyak yang berpromosi untuk “MEMERDEKAKAN WANITA”.
and look,,,, .
1.
Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang
teraman Dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak Akan dibiarkan terserak
bukan? Itulah perbandingannya dengan seorang wanita.
2.
Wanita perlu taat kepada suami. Bahwa sesungguhnya lelaki wajib taat kepada
ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya.
3.
Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi bahwa harta itu
menjadi milik pribadinya Dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya. Sementara
apabila lelaki menerima warisan, ia perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk
isteri Dan anak-anak.
4.
Di akhirat kelak, seorang lelaki akan mempertanggungjawab kan terhadap 4
wanita, yaitu : isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya.
Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang
lelaki, yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya Dan saudara lelakinya.
5.
Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi bahwa setiap
saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di
muka bumi ini, dan tahukah jika ia mati karena melahirkan adalah syahid dan
surga menantinya.
6.
Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja
yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, yaitu: shalat 5 waktu, puasa di
bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.
7.
Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat
akan suaminya, serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH, maka ia akan
turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah
tanpa perlu mengangkat senjata.
Masya ALLAH! Demikian sayangnya ALLAH pada wanita.
Ingat firmanNya, bahwa mereka tidak akan
berhenti melakukan segala upaya, sampai kita ikut/tunduk kepada
cara-cara/peraturan yang diproduct.
Bahwa sebagai dzat yang Maha Pencipta, yang
menciptakan kita, maka sudah pasti Ia yang Maha Tahu akan manusia, sehingga
segala hukumNya/peraturanN ya, adalah YANG TERBAIK bagi manusia dibandingkan
dengan segala peraturan yang dibuat manusia. Jagalah isterimu karena dia
perhiasan, pakaian dan ladangmu, sebagaimana Rasulullah pernah mengajarkan agar
kita (kaum lelaki) berbuat baik selalu (gently) terhadap isterimu.
Adalah sabda Rasulullah bahwa ketika kita
memiliki dua atau lebih anak perempuan, mampu menjaga dan mengantarkannya
menjadi muslimah Yang baik, maka surga adalah jaminannya. Berbahagialah wahai
para muslimah. Tunaikan dan menegakkan agamamu, niscaya surga menanti.
Semoga
bermanfaat22 Mei 2014
Ketika pulang tugas audit dari surabaya Kereta
Argo angrek yang saya tumpangi dari Stasiun Pasar turi surabaya perlahan-lahan
memasuki stasiun Jatinegara. Para penumpang yang akan turun di Jatinegara saya
lihat sudah bersiap-siap di depan pintu, karena sudah di jemput oleh keluarga.
suasana jatinegara penuh sesak seperti biasa.
Sementara itu, dari jendela, saya lihat
beberapa orang porter/buruh angkut berlomba lebih dulu masuk ke kereta yang
masih melaju. Mereka berpacu dengan kereta, persis dengan kehidupan mereka yang
terus berpacu dengan tekanan kehidupan kota Jakarta. Saat kereta benar-benar
berhenti, kesibukan penumpang yang turun dan porter yang berebut menawarkan
jasa kian kental terasa. Sementara di luar kereta saya lihat kesibukan kaum
urban yang akan menggunakan kereta. Mereka kebanyakan berdiri,karena fasilitas
tempat duduk kurang memadai. Sebuah lagu lama PT. KAI yang selalu dan selalu
diputar dengan setia.
Tiba-tiba terdengar suara anak kecil
membuyarkan keasyikan saya mengamati perilaku orang-orang di Jatinegara. Saya
lihat seorang bocah berumur sekitar 10 tahun berdiri disamping saya. Kondisi
fisiknya menggambarkan tekanan kehidupan yang berat baginya.
Kulitnya hitam dekil dengan baju kumal dan
robek-robek disana-sini. Tubuhnya kurus kering tanda kurang gizi. “Ya?” Tanya
saya kepada anak itu karena saya tadi konsentrasi saya melihat orang-orang di
luar kereta. “Maaf, apakah air minum itu sudah tidak bapak butuhkan ?” katanya
dengan penuh sopan sambil jarinya menunjuk air minum di atas tempat makanan dan
minum samping jendela. Pandangan saya segera mengikuti arah telunjuk si bocah.
Oh, air minum dalam kemasan gelas dari katering kereta yang tidak saya minum.
Saya bahkan sudah tidak peduli sama sekali dengan air itu. Semalam saya hanya
minta air minum dalam kemasan gelas untuk jaga-jaga dan menolak nasi yang
diberikan oleh pramugara. Perut saya sudah cukup terisi dengan makan di rumah.
“Tidak. Mau ? Nih…” kata saya sambil
memberikan air minum kemasan gelas kepada bocah itu. Diterimanya air itu dengan
senyum simpul. Senyum yang tulus.
Beberapa menit kemudian, saya lihat dari balik
jendela kereta, bocah tadi berjalan beririringan dengan 3 orang temannya.
Masing-masing membawa tas kresek di tangannya. Ke empat anak itu kemudian duduk
melingkar dilantai emplasemen. Mereka duduk begitu saja. Mereka tidak
repot-repot membersihkan lantai yang terlihat kotor. Masing- masing kemudian
mengeluarkan isi tas kresek masing-masing.
Setelah saya perhatikan, rupanya isinya adalah
“harta karun” yang mereka temukan di atas kereta. Saya lihat ada roti yang
tinggal separoh, jeruk medan, juga separuh; sisa nasi catering kereta, dan air
minum dalam kemasan gelas !
Selanjutnya dengan rukun mereka saling berbagi
“harta karun” temuan mereka dari kereta. Saya lihat bocah paling besar menciumi
nasi bekas catering kereta untuk memastikan apakah sudah basi atau belum. Tanpa
menyentuh sisa makanan, kotak nasi itu kemudian disodorkan pada temannya. Oleh
temannya, nasi sisa tersebut juga dibaui. Kemudian, dia tertawa dengan penuh
gembira sambil mengangkat tinggi-tinggi sepotong paha ayam goreng. Saya lihat,
paha ayam goreng itu sudah tidak utuh. Nampak jelas bekas gigitan seseorang.
Tapi si bocah tidak peduli, dengan lahap paha
ayam itu dimakannya. Demikian juga makanan sisa lainnya. Mereka makan dengan
penuh lahap. Sungguh, sebuah “pesta” yang luar biasa. Pesta kemudian diakhiri
dengan berbagi air minum dalam kemasan gelas !
Menyaksikan itu semua, saya jadi tertegun.
Saya lihat sendiri persis di depan mata, potret anak-anak kurang beruntung yang
mencoba bertahan dari kerasnya kehidupan. Nampaknya hidup mereka adalah apa
yang mereka peroleh hari itu. Hidup adalah hari ini. Esok adalah mimpi dan
misteri.
Cita-cita
?Masa Depan ? Lebih absurd lagi.
Bagi saya pribadi, pelajaran berharga yang
saya petik adalah, bahwa saya harus makin pandai bersyukur atas segala rejeki
dan nikmat yang diberikan oleh Tuhan. Dan tidak lagi memandang sepele hal yang
nampak sepele, seperti misalnya: air minum kemasan gelas. Karena bisa jadi
sesuatu yang bagi kita sepele, bagi orang lain sangat berarti.
23 Mei 2014
Flash Back
My
Self
Ingin
dilahirkan sebagai…
Diri
Sendiri…Saparuddin Sanusi
Perkara yang tidak disuka…
Kerja ‘Last Minute’
Saat paling berbahagia
dalam hidup…
Bila ada waktu untuk
diri sendiri
Ayat
favourite saya
“OK”, “Iya
lah” dan “Lebih Kurang Seperti Itulah”
Ketakutan…
Suasana
Perang dan Perbalahan
Kekuatan…
Kesabaran
Kelemahan…
Mudah
merasa kasihan
Nasehat
terbaik diterima…
Ibubapa,
guru/dosen dan keluarga
Pandangan terhadap
Cinta…
Cinta itu Subyektif,
setiap insane punya rasa cinta yang berbeda-beda
Pandangan
Terhadap Kehidupan…
Hidup itu ibarat roda yang
berputar, terkadang kita berada diatas dan terkadang kita berada dibawah
Kulialitas yang perlu ada pada laki-laki
Berani, Ketabahan,
Sopan-Santun, Tegas dan terkdang Lemah Lembut
24 Mei 2014
Curahan Hati Ku
Aku
ingin sukses dalam pelajaran. Ibubapaku sudah banyak berkorban untukku. Kalau
bisa, aku mau buka mata orang kampung, biar mereka tau kalau orang yang susah
seperti aku ini juga punya masa depan. Almarhumah ibu ingin menjadikanku seorang
yang memiliki pendidikan yang tinggi dan mendapat kedudukan yang tinggi
(profesi yang layak). Insya Allah, aku akan coba usahakan keinginan almarhumah
tercinta. Memeng benar apa yang dikatakan beliau. Kalau bicara tentang uang
pasti tak akan cukup, sampai kapan-kapan pun memang tidak akan cukup dan aku
harus mengubah alasan sebagai suatu keputusan. Baik untuk almarhumah Ibu dan
baik juga untuk saya. Kata beliau, “Agama dan Ilmu itu penting”. Kalau ku
simpulkan, bisalah dibilang seperti ini, “Agama sebagai landasan pedoman dan
Ilmu sebagai kewarasan pikiran” aku hanya perlu jalan mengikut landasan dan
menjelajah berpandukan Pengetahuan. Dan, bila menolong orang, “tidak rugi
tolong orang tapi dengan satu syarat yaitu, IKHLAS” aku harus bahagia walaupun
aku bukan yang berharta karena masih punya keluarga dan teman-teman.
Kalau aku punya masalah, aku selalu
mengingat dan mengenang wajah almarhumah ibunda tercinta. Berkat beliaulah
selalu memberi semangat sehingga kembali bangkit dan berkobar-kobar. Aku berpikir,
beliau sendiri yang perempuan punya semngat apalagi saya. Benar kata orang,
“Lembut tapi hati beliau kering”. Mom is the best. Beliau tak cepat melenting.
Nasehat beliau lembut tapi tajam. Suranya rendah tapi maknanya dalam. Matanya
redup tapi renungannya menusuk. Tangis beliau sayu tapi cukup untuk aku pahami
akan sesuatu. Langkahnya lembut tapiny keras untuk menjalani dan redha atas
segala cobaan yang dihadapinya.
“Allah SWT menciptakan kita ini bukan
untuk beristirahat”, “Jangan malu bertanya” itulah nasehat beliau. Makin banyak
kita bertanya, maka makin banyak perkara yang perlu kita ketahui. Menurutku,
antara ibu dan anak itu tak akan pisah. Punya ikatan yang kuat. Apapun yang
kita lakukan, kalau mendapat restu orang tua, Insya Allah, akan datang berkat,
apalagi, “Syurga berada dibawah telapak kaki ibu”. Terlalu banyak Allah memberi
kita waktu untuk kita berpikir. “kalau kita mengimpikan sesuatu yang indah dan
baik dalam hidup, Insya Allah, semua itu akan jadi KENYATAAN. Lakukanlah apa
yang harus kita lakukan. Dan kalau bukan hari ini, besok, lusa kita akan
menikmatinya.
“Bila ada orang datang cerita masalah
kepada kita bukanlah berarti dia ingin meletakkan beban kepada kita, tapi kita
sebenarnya merasa mulai mempelajari arti dari sebuah kehidupan. Banyak hal kita
bisa pelajari. Dan semua orang pernah membuat kesilapan. Sekali, dua kali,
bahkan banyak kali, semua orang akan rasa hidup aku belum sempurna. Aku harus
lebih matang karena adanya banyak hal lagai yang akan aku hadapi. Aku percaya,
setiap perkara yang berlaku pasti memiliki sebab akibat. “lagi banyak kita
fikirkan, maka makin banyaklah datang persoalan” Makin banyak timbul masalah,
makin banyak juga buah fikiran yang harus kita peras dan distulah nikmat akal
yang akan kita ambil manfaatnya.
Maka mulailah episode hidup aku yang
baru. Banyak hal yang harus dipersiapkan terutama meniti karir kehidupan.
Memang benar betapa Indah hidup jika kita senang. Makhluk yang seperti ku ini
memang selalu mengimpikan hal yang indah-indah. Lagi banyak tinjauan maka makin
tinggi juga keindahan untuk dicapai. Sukses selalu.
25 Mei 2014
Disini…
Segalany bermula…
Sebuah kehidupan oleh seseorang
Yang bernama Aku…
Aku tidak meminta semua ini…
Tapi kekuasaan takdir Illahi…
Ku terima penuh dengan kesyukuran…
Disini…
Berbagai bayan menjelma…
Bayang yang senantiasa mendorong aku…
Menyelesaikan apa yang berlaku…
Dan tertekan dengan apa yang ku terima…
Tapi… dengan berkat kesyukuran dan ketaqwaan…
Insan yang lahir…
Sembilan bulan berjanji dengan Illahi…
Kuterima bagai mutiara yang bersinar…
Menerangi sisa-sisa kehidupan…
Dan disinilah…
Ku seolah-olah ternampak kebahagiaan…
Yang bersinar dalam kehidupanku…
Biar Kuasa Allah SWT yang menentukan…
Aku…
Mengatasi segala bentuk kealpaan demi mencapai…
Masa depan yang cerah..
Akan ku tempuhi segalanya…
26 Mei 2014
Allahu Rabbi…
aku minta izin
Bila suatu saat aku
jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau
Allahu Rabbi…
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
penuhilah hatiku dengan
bilangan cinta-Mu
Dengan kasih-Mu yang tak pernah terhingga
biar rasaku pada-Mu tetap utuh
Allahu Rabbi…
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh
dengan kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu
Allahu Rabbi…
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Pertemukanlah kami
Berilah kami keselamatan
Untuk lebih mendekatkan cinta-Mu
Allahu Rabbi…
Allahu Rabbi…
Pintaku terakhir adalah seandainya ku jatuh
hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dari ku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu
Allahumma Amin..
27 Mei 2014
Bismillahirrahmanirrahim
Ya Allah,
Anugerahilah sedikit rasa cintaku pada
Mu Ya Allah,
Agar aku tidak mencintai selain Mu
Supaya apa yang ada Ku Korbankan hanya
semata Untuk Mu
Atau Berilah sedikit rasa takut pada Mu
Ya Allah
Agar aku dapat mengawal diriku…
Patuh pada seruhan Mu
Hidupkanlah jiwa aku dengan mengingati
Mu Ya Allah
Bangunlah jiwa aku dengan takut
kepada-Mu
Agar rasa kehambaanku subur didalam
jiwaku,
Inilah yang akan menyelamatkanku
Kalau bukan ini, pasti aku sudah lalai
dengan Mu
Aku lupa akan seruhan Mu
Setiap saat, nafsulah yang akan
mempengaruhiku..
Syaitanlah yang akan menipu dayaku…
Ya Allah,
Robek-robekkanlah hatiku ini dengan
penuh rasa takut kepada Mu
Pecah-pecahkanlah hatiku dengan
kehebatan Mu
Hancur luluhkanlah hatiku dengan Jabbar
dan Qahhar Mu,,
Hiris-hiriskanlah hatiku dengan rahman
dan rahim Mu
Kecut dan reputkanlah hatiku dengan
Qudrat Iradah Mu,,
Agar jangan sampai manusia dan kuasa
merobek-robek hatiku
Supaya kebesaran manusia tidak akan
memecahkan hatiku,,
Jangan sampai zalim dan kezaliman
manusia menghiris-hirisn hatiku,
Aku berlindung kepada Mu Ya Allah,
Berlindung dari makhluk yang merusakkan
hatiku
Juga aku berlindung kepada Mu Ya Allah
Jangan sampai dunia dan nikmatnya
menghanncurkan atau merusakkan hatiku…
Ya Allah, selamatkanlah hatiku dari
diperusakkan oleh pujian,
Peliharalah hatiku dari nikmat dunia dan
keindahannya..
Ya Allah, apalah artinya aku cintakan
syurga Mu padahal hatiku tidak mencintai Mu
Ya Allah, Hidayah Mu yang ku pinta..
Taufiq Mu yang ku mau
Selamatkanlah kami ya Allah, Peliharalah
kami,
Pimpinlah aku kejalan keselamatan…
Engkau Adalah Tuhanku..Pelindungku
Amin Yarabbal Alamin
28 Mei 2014
Kunci Semangat…
“Jangan biarkan waktu yang akan
mengatur kita,,
Tapi kitalah yang mengatur waktu
kita..”
“Janganlah
keadaan yang mengatur kita,,,
Biar.. kita yang mengatur keadaan…”
“Jangan
Uang yang mengatur kita…
Tapi,
kitalah yang mengatur uang,,,”
Jika ada kelemahan maka jadikan
kelemahan itu dijadikan HOBBY
Sehingga HOBBY itu akan kita jadikan
bakat kita…
Kelemahan itu kita jadikan kelebihan
dan Kelebihan itu kita tingkatkan…
“Kecemerlangan itu dicipta oleh Insan
Biasa,
Yang berusaha secara Luar Biasa”
Tinggikan budimu setinggi bintang
dilangit dan rendahkan dirimu serendah mutiara didasar laut.
29 Mei 2014
Perjalanan Jauh Tanpa Penghujung
Mencari arti kehidupan
Ia adalah penentuan
Segala keberhasilan
Bersungguh-sungguh
Focus dalam karir kehidupan
Mencari episode akan dating
Waspada, beringat, berhati-hati dan
berjaga-jaga,
Manusia bukan sekedar orang,,
Perjuangan ini belum selesai..
Sapar! Bangunlah dari mimpi-mimpi yang
indah menghantui hidupmu selama ini!
Ayo bangun dan kalahkan segala Kejahatan
dan Kekalahan yang melanda diri
Jangan biarkan diri terus ditindas..
Bangunlah
wahai diriku…
Bangunlah
wahai semangatku..
Bangunlah dan tantanglah segala cobaan
dan cobaan yang tak pernah lelah dan jemu menjenguk diri ini…
Karena,,Insan yang sering diduga dan
diuji itu adalah Insan yang disayangi oleh Allah SWT..
Allah mau melihat dan menguji sampai
dimana tahap kesabaran yang saya miliki…
Ya..!!! aku harus bangun dan tak
sepantasnya menyerah!
Aku perlu memperbenarkan diri apa yang
tidak benar dalam diri ini
Aku harus menggapai semuanya.
30 Mei 2014
Menjadi Manusia Buka Sekedar Orang,,
Menjadi Insan sebelum ditanamkan Nisan,,
No Body Is
Perfect In The World
But We Can
Learn from Mistaken
Sabar
itu Iman, Uang bukan Kawan,
Dunia
hanya pinjaman dan mati tak berteman
“Hidup di
dunia hanya sekali dan sebentar saja,
Kita
harus bersungguh-sungguh meniti karir kehidupan kita menjadi
Orang-orang
yang di pandang tinggi oleh Allah SWT
dan dipandang tinggi oleh orang-orang yang beriman
31 Mei 2014
Buang tabiat yang tidak baik :
-
Malas
-
Ego
-
Kurang Ajar
-
Suara dan ketawa lantang
-
Sok Pintar
-
Emosi
-
Tidak suka dikasihani
Ingin menjadi orang yang
1. Disukai
oleh orang ramai
2. Happy Go
Lucky
3. Ceria
4. Tidak
Mudah Putus Asa
5. Tetap
memerhatikan Imej dan Penampilan Diri
6. Menjaga
harkat dan martabat keluarga, dan diri pribadi
7. Menjaga
baik kesehatan diri
8. Super
rajin tak terkalahkan
9. Kurangi
Nafsu Makan
10. Tenang,
bergaul dengan orang beriman dan sabar
11. Kuatkan
zikir
12. Mengasah
Keterampilan
13. Pemaaf
14. Tidak
mudah mengaku kalah
15. Tidak mau
ketinggalan
16. Senyum
selalu
Comments
Post a Comment