Keteladanan itu Penting



Rabu, 27 Agustus 2014

Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang – orang yang bersama dengan dia…” (QS. Al-Mahanah : 4)
 
Hakikat tujuan penciptaan manusia adalah untuk mentauhidkan Allah SWT. Artinya, menaati Allah pada setiap hak-Nya, dan mematuhinya serta berserah diri kepada-Nya. Tauhid meniscayakan penghambaan yang murni, bebas dari menyekutukannya dengan Arbab, Alihah, Andad dan Thawaghit.

            Alihah bukan hanya patung-patung. Arbab bukan hanya fir’aun. Begitu juga dengan Andad dan Thawaghit. Obyek dari syirik kepada Allah tidak terbatas hanya pada model ritual tradisional maupun agama formal. Anak dan istri serta keluarga bisa menjadi penghalang dari tauhid dan membuat manusia berpaling kepada selain Allah Swt. Oleh karena itu, Allah Swt menguji Nabi Ibrahim untuk menguatkan keyakinannya dan mengukuhkan millah-nya dipentas sejarah peradaban.

            Ketika anaknya lahir, Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah supaya ibunya (Hajar,red) bersama anaknya yang masih kecil ditempatkan di padang pasir. Ketika anaknya itu sudah besar dan membantunya untuk mendirikan Ka’bah, Allah mengujinya kembali.
“Sembelihlah anakmu!!!” Apa jawabnya? Sami’na wa atho’na. begitulah tanggapan putranya, “Insya Allah aku akan bersabar.”

            Inilah Ibrahim dan anaknya. Inilah orang-orang yang mengikuti petunjuk dari Sang Pencipta. Petunjuk yang membaut akal tunduk kepadanya. Petunjuk yang menyinari matahari dan memberinya warna. Petunjuk bukan sekedar berbeda tanpa huda. Tapi hidayah yang diberikan Allah sehingga semua perkara menjadi nyata.

            Inilah Ibrahim dan agamanya. Inilah ajaran yang menaklukkan panas bara api dan bahayanya. Inilah ajaran yang mampu mengguncang tahta sang raja. Inilah ajaran yang mampu membuat maker terhadap berhala. Agar Allah saja yang menjadi Raja.

            Inilah Ibrahim dan akhlaknya. Sopan-santun dan tata krama di hadapan orang tua penyembah berhala. Untaian kata-kata yang mengingatkan manusia yang lupa bahwa patung tak bisa berbicara. “Sebenarnya patung ysng besarlah yang melakukannya, tanyakan kepada mereka..” (QS. Al Anbiya : 63). Maka tersadarlah mereka semua akan hakekat berhala.

            Ikutilah petunjuk Ibrahim dan anaknya. Karena hanya dengannya, kita bisa yakin berada diatas jalan taqwa. Ikutilah orang – orang yang telah diberikan petunjuk dan pembeda. “Ikutilah Millah Ibrahim…” (QS. An-Nahl :123)

Comments

Popular posts from this blog

Visi dan Misi serta Schedule PW IPM Sulsel Periode 2014 - 2016

Orang yang dicintai Allah SWT

... KISAH MENGHARUKAN, KETULUSAN CINTA SEORANG SUAMI ...